Wajo (Media Center As’adiyah) – Menuju masa depan yang cerah untuk pengembangan holikultura, khususnya pada tanaman cabai rawit, Badan Usaha Milik Pesantren (BUMPES) Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang lakukan kerja sama dengan Bank Indonesia (BI). Senin (25/09/23)
Kerja sama ini bertujuan untuk memperbaiki dan mengoptimalkan lahan pertanian yang ada, menciptakan metode pertanian berkelanjutan, dan memastikan produksi cabai rawit yang berlimpah untuk masa depan.
Dalam forum pertemuan yang berlangsung di Kampus 4 Mahad Aly ini, Bank Indonesia menguraikan hasil pengamatan mereka terhadap lahan pertanian yang telah melewati uji laboratorium. Hasil pengamatan mereka terhadap lahan yang akan menjadi pusat perhatian Pondok Pesantren As’adiyah mengungkapkan beberapa tantangan kunci yang harus diatasi:
Pertama, tanah di lahan tersebut memiliki kandungan fosfat yang tinggi, yang tidak dapat diserap dengan baik oleh tanaman. Hal ini mengakibatkan tanah menjadi keras selama musim kemarau dan berlumpur saat musim hujan.
Kedua, tanah ini memiliki kandungan kalium yang rendah atau bahkan hampir tidak ada, yang merupakan unsur penting untuk pertumbuhan tanaman yang sehat.
Ketiga, pH tanah di lahan ini rendah, sekitar 4, menunjukkan tingkat keasaman yang tinggi
Keempat, kandungan bahan organik dalam tanah sangat rendah karena tidak pernah menerima pupuk kandang atau kompos.
Dalam rangka mengatasi tantangan-tantangan ini, Bank Indonesia memberikan beberapa rekomendasi yang dapat menyuburkan lahan pertanian dengan jangka waktu yang cukup cepat. Salah satunya adalah penggunaan pupuk organik sebagai alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk kimia. Penggunaan pupuk petroganik yang telah dikumpulkan dan disemprot dengan dekomposer akan membantu meningkatkan kandungan organik dalam tanah secara signifikan. Rekomendasi lainnya adalah penggunaan pupuk kompos dalam jumlah yang cukup besar, yaitu minimal 15 ton per hektar, untuk meningkatkan kualitas tanah.
Selain itu, penggunaan kapur dolomit minimal 1,5 ton per hektar juga diusulkan untuk mengatasi masalah pH rendah dalam tanah. Untuk mengimplementasikan rekomendasi ini, BUMPES Pondok Pesantren As’adiyah harus mempersiapkan beberapa hal penting. BUMPES perlu mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat kompos, seperti kotoran walet, sekam, MA4, dan campuran gula merah dengan air kelapa dan air cucian beras.
Tempat pengomposan juga harus disiapkan dengan baik, dengan menggunakan terpal berukuran 5×6 sebanyak 2 buah. Selain itu, sarana pendukung seperti POC Urine Sapi, POC dengan pucuk daun yang pertumbuhannya cepat, POC humic acid, POC PGPR, dab POC ember tumpuk juga harus dibuat untuk memastikan pertumbuhan cabai rawit yang optimal.
Proses pembuatan pupuk akan dipandu secara online oleh Bank Indonesia dan juga dapat mendapatkan panduan dari petani unggulan Bank Indonesia. Transformasi holikultura cabai rawit ini bukan hanya tentang meningkatkan hasil panen, tetapi juga tentang menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. (nm)