Media Center As’adiyah – Surah Al-Fatihah dalam penjelasan Gurutta Muhyiddin pada pengajian khusus Pondok Pesantren As’adiyah merupakan sebuah keajaiban luar biasa dalam Al-Qur’an yang kita baca dan kita panjatkan dalam setiap rakaat shalat. Dalam kesempatan ini, Gurutta Muhyiddin menjelaskan makna Al-Fatihah berdasarkan afsir Wahba Subaidi. Gurutta Muhyiddin mengungkapkan bahwa Al-Fatihah meliputi segala hal. Al-Fatihah mengandung dasar agama serta cabang agama.
Menelusuri setiap bait Al-Fatihah, Gurutta Muhyiddin menjelaskan ayat demi ayat secara terperinci. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Dalam lafadz ini, terkandung penegasan akidah akan keesaan Tuhan, sang pencipta segala yang ada. Di sinilah kita diajak untuk memuji, bersyukur, dan mengakui kebesaran-Nya.
Tidak hanya itu, Al-Fatihah juga mengajarkan kita tentang ibadah yang murni, yang hanya dilakukan untuk Allah semata. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ hanya kepada Engkau kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Dalam kalimat ini, terdapat inti dari keimanan kita, bahwa segala bentuk ibadah hanya dilakukan untuk Allah, tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.
Lebih lanjut, مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ yang berarti pemilik hari pembalasan. Dengan lafadz ini, kita diingatkan akan hari akhirat, hari pembalasan yang menanti setiap manusia. Hal ini menggugah kesadaran kita akan pentingnya beriman kepada hari akhir, sehingga setiap amal perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di sana.
Tak ketinggalan, di dalam Al-Fatihah terkandung pula Asmaul Husna, nama-nama indah Allah. Hal ini telah tercakup pada lafadz الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ.
Dengan memahami setiap lafadz Al-Fatihah, kita dapat merasakan kedalaman makna dan keindahan yang terkandung di dalamnya. Itulah sebabnya, surah ini dianggap sebagai Inti dari Al-Qur’an, sebuah pedoman agama dan juga cabang agama. (nm)