Minggu, 15-09-2024
  • Selamat datang di situs Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengkang | Telah dibuka Pendafatan Santri Baru Tahun Pelajaran 2024/2025 untuk info selengkapnya silahkan visit psb.asadiyahpusat.org

Gurutta Muhyiddin Tahir Ajak Santri Isi Kemerdekaan dengan Pendidikan dan Kerja Keras pada Upacara 17 Agustus di Kampus II Lapongkoda

Diterbitkan : - Kategori : Berita

Media Center As’adiyah – Upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 di Kampus II Pondok Pesantren As’adiyah Lapongkoda berlangsung khidmat dan penuh semangat kebangsaan, Kamis (17/8/24).

Upacara ini dihadiri oleh para santri dan pembina dari berbagai satuan pendidikan di bawah naungan Pondok Pesantren As’adiyah, seperti SD As’adiyah, MI As’adiyah, MTs As’adiyah Putri, Madrasah Aliyah As’adiyah Putri, PDF Ulya As’adiyah Putri, serta Universitas Islam As’adiyah.
Bertindak sebagai pembina upacara, Gurutta Dr. KH. Muhyiddin Tahir, S.Ag., M.Th.I, menekankan pentingnya mengisi kemerdekaan, bukan sekadar mempertahankannya. “Kita sebagai santri harus memilih kemerdekaan, bukan hanya sekedar mempertahankan kemerdekaan tapi juga mengisi kemerdekaan,” tegas Gurutta dalam amanatnya.

Lebih lanjut, Gurutta Muhyiddin menjelaskan bahwa mengisi kemerdekaan bukan hanya soal merayakan, tetapi juga mengingat dan menghargai perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raga demi bangsa ini. As’adiyah sendiri merayakan kemerdekaan di dua lokasi, yakni di Kampus II Lapongkoda dan Kampus III Macanang.

Dalam penjelasannya, Gurutta Muhyiddin menyebut dua aspek penting dalam mengisi kemerdekaan, yaitu merdeka dari kebodohan dan merdeka dari kemiskinan. “Dalam Islam, menuntut ilmu itu hukumnya wajib,” ujar Gurutta sambil mengutip salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Muslim: “طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ”.

Menurut Gurutta Muhyiddin, menuntut ilmu adalah cara untuk memerdekakan diri dari kebodohan. Gurutta Muhyiddin juga menambahkan bahwa menurut Imam Al-Ghazali, ilmu terbagi menjadi dua jenis, yaitu ilmu yang bersifat fardu ain dan fardu kifayah. Ilmu fardu ain adalah ilmu yang wajib dikuasai oleh setiap individu, contohnya adalah ilmu berwudhu yang tidak bisa diwakilkan kepada orang lain. Sementara itu, ilmu fardu kifayah adalah ilmu yang wajib dikuasai oleh sebagian orang dalam suatu masyarakat. Jika ilmu ini tidak dikuasai, maka suatu bangsa bisa terancam keterbelakangan.

“Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam memajukan sebuah negara,” pungkas Gurutta.

Upacara peringatan kemerdekaan ini tidak hanya menjadi momentum untuk mengenang jasa para pahlawan, tetapi juga untuk menumbuhkan semangat belajar dan kerja keras di kalangan santri, agar mereka dapat ikut berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara.(nm)

Pengumuman

Agenda

Pondok Pesantren As’adiyah

JL. Masjid Raya No. 100 Sengkang 90941, Sulawesi Selatan Kab. Wajo, Indonesia

0853 3344 4993

info@asadiyahpusat.org

www.asadiyahpusat.org