Minggu, 05-10-2025
  • Selamat datang di situs Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengkang | Telah dibuka Pendafatan Santri Baru Tahun Pelajaran 2024/2025 untuk info selengkapnya silahkan visit psb.asadiyahpusat.org

Peserta Asal Filipina dan Malaysia Ungkap Kondisi Pendidikan Islam di Negara Masing-Masing

Diterbitkan : - Kategori : Berita

Media Center As’adiyah – Pelaksanaan Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI) 2025 tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga ruang dialog antarbangsa mengenai pendidikan Islam. Hal ini terungkap saat tim Media Center As’adiyah berkesempatan berbincang dengan salah satu peserta dari Filipina dan Malaysia.

Seorang Official asal Filipina menjelaskan bahwa Islam di negaranya masih tergolong minoritas. Namun demikian, sebagian masyarakat Muslim tetap berusaha memahami ajaran Islam sesuai syariat. Ia sendiri mengaku lebih mudah menggunakan bahasa Inggris ketimbang bahasa Melayu, namun tetap berupaya memperdalam ilmu-ilmu agama Islam. Menariknya, ia mampu mempelajari dan mengaplikasikan bahasa Arab, bahkan mengikuti pembelajaran tafsir di madrasah yang ada di negaranya.

Sementara itu, salah satu peserta asal Malaysia, bernama Nur Afifah Balqis, menjelaskan bahwa di negaranya, Agama Islam menjadi agama mayoritas dengan masyarakat yang terdiri dari tiga etnis besar : Melayu, Tionghoa, dan India. Ia menuturkan bahwa Malaysia memiliki madrasah khusus yang memfokuskan pada kajian Tafsir dan Fiqh, sehingga para pelajar memiliki peluang besar untuk mengikuti MQKI 2025.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa madrasah di Malaysia umumnya terbagi menjadi dua jurusan, yakni akademik dan agama. Hal ini memungkinkan para pelajar tidak hanya mempelajari ilmu umum, tetapi juga memperdalam kajian tauhid serta ilmu-ilmu keislaman lainnya.

Nur Afifah Balqis sendiri merupakan murid dari Ma’had Ar-Rahmah Kedali, yang kemudian melanjutkan studinya ke salah satu perguruan tinggi di Yordania. Ia menyampaikan bahwa di Malaysia sebagian pelajar lebih menekankan pendalaman ilmu pengetahuan dibanding sekadar mengejar gelar formal. Bahkan, ada di antara mereka yang sudah menempuh pendidikan hingga tingkat doktoral (S3) tanpa melalui jenjang diploma, karena lebih mengutamakan substansi keilmuan daripada formalitas pendidikan.

Melalui wawancara singkat tersebut, tergambar bahwa meskipun kondisi umat Islam berbeda di setiap negara, semangat menuntut ilmu tetap menjadi ruh utama yang menghubungkan para pelajar lintas bangsa. Inilah salah satu makna penting yang dihadirkan melalui Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional 2025 di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang.(sa)

Pengumuman

Agenda

Pondok Pesantren As’adiyah

JL. Masjid Raya No. 100 Sengkang 90941, Sulawesi Selatan Kab. Wajo, Indonesia

0853 3344 4993

info@asadiyahpusat.org

www.asadiyahpusat.org