Media Center As’adiyah- Pondok Pesantren As’adiyah dan Al-Ikhlas Bone merupakan tempat yang sarat dengan keilmuan dan spiritualitas Islam. Di sana, Anre Gurutta Prof. Nasaruddin Umar memberikan pencerahan mengenai pentingnya berta’awwudz, sebuah praktik perlindungan diri dalam ajaran Islam.
Anre Gurutta Prof Nasar memulai pembahasannya dengan mengingatkan kita akan kekuatan wajah Rasulullah yang tidak bisa dipalsukan oleh iblis. Ini menjadi pembuka bagi pembicaraan tentang perlunya doa dan ta’awwudz, terutama saat-saat kritis seperti sakaratul maut. Meskipun kaki kita mungkin dingin, kita diberikan dua pilihan yang kuat: membacakan Surah Yasin atau membisikkan dua kalimat syahadat dan istighfar kepada orang yang meninggal.
Pembahasan dilanjutkan dengan merinci subtansi ta’awwudz, terutama tujuan mohon perlindungan. Beliau menegaskan bahwa doa bukanlah sekadar ritual, tapi sebuah usaha yang menjadi jembatan karunia Tuhan. Kita sebagai manusia, pengemban amanah Allah, harus selalu berusaha dan berdoa.
Gurutta Prof Nasar kemudian menjelaskan mengapa kita seharusnya berta’awwudz. Dia menyoroti pemahaman diri yang menjadi kunci penting. Mereka yang memahami hakikat dirinya akan selalu sadar akan keharusan berta’awwudz, sementara yang tidak akan cenderung malas berta’awwudz.
Pentingnya pemahaman diri dihubungkan dengan manusia sebagai pengemban amanah. Hanya manusia yang mampu mengembangkan asmaul husna secara total. Hal tersebut karena malaikat tidak bisa mengemban amanah asmaul husna karena malaikat hanya didominasi oleh nama-nama feminim Allah. Sama seperti iblis, jin, dan hewan yang juga tidak bisa mengemban amanah serupa karena mereka hanya didominasi oleh nama-nama maskulin Allah.
Anre Gurutta mengajak santri untuk tidak hanya menjadi cerdas dalam ilmu, tetapi juga mampu mengemban ilmu dengan baik. Ilmu tanpa kebaikan perilaku adalah sia-sia.
Kemudian juga membahas mengenai manusia memiliki kapasitas ganda sebagai khalifah atau representatif tuhan dan sekaligus hamba Allah.
Manusia satu-satunya makhluk tuhan yang teomorfis, yang di dalam dirinya tergabung dua dimensi yaitu dimensi Lahut dan Nasut. Lahut ialah unsur sucinya Allah dimana maksudnya disini ialah sifat gaibnya Allah. Nahut merupakan unsur biologis manusia yaitu sifat-sifat syahadah atau sifat-sifat manusia.
Hal lain yang membuat manusia istimewa ialah karena manusialah satu-satunya makhluk ciptaan Allah yang memiliki roh.
Pengajian khusus di Pondok Pesantren As’adiyah dan Al-Ikhlas Bone menjadi wahana pemahaman yang mendalam mengenai tata cara berta’awwudz dan pentingnya pemahaman diri dalam mengemban amanah Tuhan. Inilah warisan ilmu dan spiritualitas yang memberi cahaya dalam kegelapan, mengajak setiap insan untuk selalu menghadirkan ta’awwudz dalam setiap langkah hidupnya. (nm)