Media Center As’adiyah – Seminar yang mengangkat tema pengusulan AG. KH. Muhammad As’ad Al-Bugisy sebagai calon pahlawan nasional digelar dengan megah pada tanggal 4 Maret 2024 di Hotel Clarion, Makassar. Sejumlah narasumber terkemuka turut hadir untuk memberikan paparan yang mendalam mengenai kehidupan dan perjuangan sosok yang patut diangkat sebagai pahlawan nasional. Narasumber tersebut ialah Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA, Ketua Umum Pondok Pesantren As’adiyah, Prof. Dr. Sri Margana, M.Hum., M.Phil, akademisi Universitas Gajah Mada dan Prof. Dr. Andi Ima Kusuma, M.Pd, akademisi Universitas Negeri Makassar.
Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA mengungkapkan bahwa pada masa penjajahan, rakyat Indonesia mendapat dukungan besar dari negara Mekkah dalam perjuangan melawan penjajahan. Di tanah suci Mekkah, terjadilah pertemuan-pertemuan besar yang menjadi wadah bagi para pemimpin dan intelektual Muslim untuk merancang strategi pembebasan. AG. KH. Muhammad As’ad Al-Bugisy merupakan salah satu tokoh yang turut serta dalam pertemuan tersebut, memberikan orasinya tentang pentingnya memerdekakan bangsa, termasuk Indonesia.
Sementara itu, AG. Prof. Nasaruddin juga menyoroti peran besar tarekat As-sanusiyah di Afrika yang salah satu tokohnya ialah Ahmad Syarif, seorang guru dari Gurutta KH. Muh. As’ad. Tarekat ini berhasil membebaskan banyak negara di Afrika dari penjajahan, menunjukkan bahwa gerakan keagamaan juga memiliki kekuatan politik yang besar.
Prof. Nasaruddin juga membahas kepulangan AG. KH. Muh. As’ad ke Indonesia. Di sini, AG. KH. Muh. As’ad memainkan peran penting dalam membangkitkan semangat nasionalisme dan keislaman di tanah air, terutama di Sulawesi Selatan. Dengan mendirikan madrasah dan menyebarkan ilmu pengetahuan, beliau mencerdaskan anak bangsa dan mempersiapkan generasi muda untuk berjuang memerdekakan Indonesia.
Tak hanya itu, AG. KH. Muh. As’ad juga memenuhi kriteria kepahlawanan dengan memiliki keturunan Bugis yang penuh semangat juang, intelektualitas tinggi, serta dedikasi sebagai seorang guru dan penggerak masyarakat. Kontribusinya dalam membangun kesadaran nasionalisme dan gerakan perlawanan terhadap penjajah tak bisa dipandang sebelah mata.
Prof. Dr. Nasaruddin Umar menutup penjelasannya dengan menekankan perjuangan luar biasa AG. KH. Muh. As’ad untuk memerdekakan Indonesia, bahkan dengan mengorbankan kenyamanan pribadi meninggalkan kehidupan nyaman dan makmurnya di Arab. Hal tersebut membuat AG. KH. Muh, As’ad sangat layak diangkat sebagai pahlawan nasional. Dengan demikian, pengusulan AG. KH. Muhammad As’ad Al-Bugisy sebagai pahlawan nasional adalah langkah yang tepat untuk mengabadikan jasa-jasanya dalam sejarah bangsa Indonesia.(nm)