Media Center As’adiyah – Pelepasan Dai As’adiyah Ke Wilayah 3T digelar di Aula II IAI pada 10 Maret 2024. Pada hari tersebut para Dai As’adiyah siap untuk memasuki panggilan mulia mereka sebagai Muballigh dan Imam Tarwih di berbagai pelosok Indonesia.
Sebanyak 151 Dai As’adiyah akanmenjalankan misi mereka menyebarkan dakwah di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia. Rincian penempatan 151 Dai As’adiyah ini terbagi secara proporsional di beberapa wilayah 3T. Kalimantan Timur akan menerima 16 orang, Kalimantan Utara 17 orang, Papua 3 orang, Sulawesi Barat 5 orang, Sulawesi Selatan 101 orang, Sulawesi Tengah 1 orang, dan Sulawesi Tenggara 8 orang.
Pada kesempatan ini, Gurutta Muhyiddin Tahir dengan penuh harap menyampaikan pesan kepada para muballigh yang siap menjalankan tugas mulia ini. Ia menekankan pentingnya melaksanakan dakwah wasafiah, sebuah konsep dakwah yang tidak hanya sopan dan santun, tetapi juga diwarnai dengan akhlakul karimah. “Sampaikanlah dakwah yang mengajak, bukan mengejek,” tegas pesan Gurutta Muhyiddin, menggambarkan esensi dari dakwah yang di sandang di As’adiyah.
Lebih dari sekadar menjadi pembawa risalah, para muballigh ini diharapkan mampu merangkul berbagai kalangan masyarakat. Sebuah ciri khas yang telah menjadi identitas ulama As’adiyah dalam menyebarkan ajarannya. Mereka tidak sekadar berbicara, namun juga menjadi teladan yang hidup dari nilai-nilai yang mereka sampaikan.
Tidak hanya itu, Gurutta Muhyiddin juga menegaskan pentingnya peran santri As’adiyah dalam menyebarkan dakwah, terutama bagi yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan pelepasan ini. Setiap santri As’adiyah diharapkan dapat mengabdi pada masyarakat tempat mereka berasal, menyampaikan ilmu yang mereka peroleh di As’adiyah dengan penuh dedikasi. Bahkan, santri As’adiyah pun diwajibkan untuk berdakwah minimal tiga kali selama bulan Ramadan, sebagai bentuk nyata dari tanggung jawab sosial dan spiritual mereka.
Kolaborasi antara Dai As’adiyah dan Kementerian Agama Republik Indonesia dalam mengadakan pelepasan ini bukan sekadar seremonial. Ia melambangkan komitmen bersama untuk membangun dakwah yang bermartabat dan berintegritas di berbagai lapisan masyarakat, termasuk di daerah-daerah terpencil yang seringkali terabaikan.(nm)