Minggu, 19-01-2025
  • Selamat datang di situs Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengkang | Telah dibuka Pendafatan Santri Baru Tahun Pelajaran 2024/2025 untuk info selengkapnya silahkan visit psb.asadiyahpusat.org

Menyongsong Satu Abad As’adiyah: Sebuah Catatan Reflektif

Diterbitkan : - Kategori : Berita / Ikakas

Menteri Agama RI Membuka Halaqah Nasional, As’adiyah Awards, dan Haul ke-72 Anre Gurutta K.H. Muh. As’ad Pesantren As’adiyah Sengkang sedang menyongsong momen satu Abad sejak ia berdiri pada tahun 1930 M. Menjelang satu Abad, tentu As’adiyah sebagai persantren tertua di kawasan Indonesia Timur diharapkan terus mencetak ulama dan ilmuan yang dapat berkiprah baik dalam kancah regional, nasional maupun internasional. Dalam rangka tersebut, Ikatan Alumni dan Keluarga Besar As’adiyah (IKAKAS) Jakarta yang dinakodai oleh Dr. Mulawarnan Hannase, MA.Hum bekerjasama dengan PP. As’adiyah Sengkang menyelengarakan Halaqah Nasional dalam rangka menyongsong satu abad As’adiyah tersebut. Halaqah nasional berlangsung selama tiga hari, tepatnya tanggal 20-23 Desember 2024 yang didesain dalam tiga kegiatan, yaitu seminar nasional, haul Anre gurutta Sade dan funwalk bersama menteri agama.

Menurut Dr. Mulawarman Hannase, sebagai ketua IKAKAS dalam sambutannya menyatakan bahwa tercatat kurang lebih 700 alumni dari berbagai daerah hadir untuk memeriahkan kegiatan tersebut. Mereka sangat antusias mengikuti seluruh kegiatan yang berpusat di Masjid Istiqlal Jakarta dan Hotel Marlyyn. Antusias tersebut terlihat pada ikut serta mereka dalam Seminar Nasional di Aula al-Fattah Masjid Istiqlal. Acara yang berlangsung dua jam tersebut menghadirkan alumni terbaik yang telah berkiprah secara nasional. Dengan FGD bersama para alumni terbaik tersebut, panita bertujuan untuk merumuskan pokok pikiran tentang kiprah dan arah As’adiyah dalam menyongsong satu Abad ke depan.

Dalam FGD tersebut para alumni menguraikan pokok pikirannya tentang masa depan As’adiyah. Di antaranya adalah gurutta Drs. Muh. Abduh Sulaiman, sebagai ketua Pengadilan Tinggi Jakarta, menegaskan bahwa As’adiyah adalah sebuah organisasi, bukan kegiatan perorangan. Oleh karena itu, perlu mengsinergikan antara srtuktur organisasi dan kultur As’adiyah. Kultur As’adiyah seperti barakkah dan keikhlasan perlu dipertahankan dan bersinergi dengan struktur As’adiyah. Dalam konteks itu, menurutnya, yang dibutuhkan adalah manajemen resiko dan mitigasi. Pada kesempatan tersebut, beliau mengusulkan adanya lembaga permanen yang mengurus pesantren.

Selain itu, Prof. Dr. Syamsiah Badruddin, sebagai professor di Universitas Nasonal Jakarta, mengusulkan agar As’adiyah perlu memiliki simbol sebagai identitas nasional. Beliau juga mengusulkan agar posisi dan panggilan Anre gurutta hanya disematkan kepada pimpinan tertinggi. Hal itu agar dapat menjaga nilai-nilai kesakralan Anre gurutta yang secara historik hanya disematkan pada pimpinan tertinggi. Ia juga mengusulkan agar As’diyah melebarkan sayapnya melalui pendirian Kampus As’adiyah di kota lain. Menurutnya, kampus dapat membantu perkembangan As’adiyah secara siginifikan. Pikiran Prof. Syamsiah sejalan dengan beberapa pembicara lain yang menegaskan bahwa As’adiyah harus mengambil peran signigikan di kawasan perbatasan dan kawasan IKN baik melalui kampus atau pendirian lembaga pesantren.

Selain seminar Nasional, panitia penyelenggara juga menggelar acara puncak haul anre gurutta Sade di hotel Marlynn Park Jakarta. Selain dihadiri alumni dan zurriyat anre gurutta Sade, acara tersebut dimeriahkan langsung oleh Bapak Jusuf Kalla (JK), Menteri Agama, Prof. Dr. Phil Kamaruddin Amin, MA, Prof. Dr. Said Aqil Husin al-Munawwar dan sejumlah kepala daerah serta tokoh elit dari bergai daerah. Pak JK dalam paparanya bernostalgia bahwa ketika Anre gurutta Sade wafat, ia bersama ibunya, ibu Atirah, datang ke Sengkang. Fakta ini menunjukkan bahwa keluarga pak JK sangat dekat dengan As’adiyah. Pada kesempatan tersebut, pak JK juga mendorong agar As’adiyah tidak hanya fokus pada pendidikan keagamaan, tapi juga harus menguasai sains dan ekonomi.

Beda halnya dengan Pak JK, menteri Agama sekaligus Ketua Umum Pondok Pesantren As’adiyah, Anre gurutta Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. menegaskan keberhasilan Anre gurutta Sade membangun As’adiyah tidak lepas dari basis keikhlasan yang sangat luar biasa. Menurutnya, Anre gurutta Sade rela meninggalkan kemewahan di tanah Mekkah dan kembali mengabdi di tanah Bugis dengan fasilitas yang sangat terbatas. Dalam kesempatan tersebut, Anre gurutta Prof. Nasaruddin Umar juga menyatakan bahwa jabatan menteri Agama yang sedang diemban saat ini tidak lepas dari barakkka’na As’adiyah. Dalam konteks itu, beliau berkomitmen untuk memberikan segalanya untuk As’adiyah. Komitmen yang ditunjukkan Anre gurutta sepatutunya menjadi komitmen bersama, yaitu mengabdi dan membesarkan As’adiyah sebagai rumah bersama.

Setelah acara puncak berlangsung, seluruh peserta mengikuti funwalk bersama menteri Agama di kawasan Tamrin. Acara funwalk ini kembali menjadi momen untuk mempererat silaturahmi bagi seluruh alumni dari berbagai daerah. Pada akhirnya, kita bisa menyatakan bahwa kegiatan halaqah nasional dan haul anre gurutta Sade kali ini tidak tidak hanya bersejarah tapi juga sangat berkesan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahim seluruh alumni, tapi juga sebagai simbol kecintaan dan komitmen bersama untuk terus menjaga dan mengembangkan As’adiyah. Akhirnya, di momen menjelang satu Abad ini, semoga As’adiyah terus mengambil peran-peran strategis untuk membangun peradaban bangsa dan dunia melalui alumni-alumni terbaiknya.

Penulis: Darlis, Alumni Macanang, 2004.

 

 

 

 

Pengumuman

Agenda

Pondok Pesantren As’adiyah

JL. Masjid Raya No. 100 Sengkang 90941, Sulawesi Selatan Kab. Wajo, Indonesia

0853 3344 4993

info@asadiyahpusat.org

www.asadiyahpusat.org