Media Center As’adiyah – Pondok Pesantren As’adiyah menggelar Pelatihan Pesantren Ramah Anak selama dua hari, Sabtu–Ahad, 2–3 Agustus 2025, bertempat di Kampus II As’adiyah Lapogkoda. Kegiatan ini diikuti oleh para guru dan pembina dengan tujuan memperkuat kapasitas dalam menciptakan lingkungan pesantren yang aman, sehat, dan berorientasi pada hak-hak anak.
Pelatihan ini mengangkat tema “Mengasuh dengan Cinta, Membina dengan Akhlak Menuju Pesantren As’adiyah Ramah Anak.” Dalam sambutannya, Gurutta Sumarni Na’im selaku Satgas Lapangan Pesantren Ramah Anak menekankan pentingnya membekali para pembina dengan pemahaman dan keterampilan yang tepat dalam mendampingi santri.
“Hal pertama yang dilakukan untuk menerapkan pesantren ramah anak adalah memberikan bekal dan bimbingan kepada para pembina. Mereka yang telah mengikuti pelatihan ini diharapkan dapat menyosialisasikan ilmu yang diperoleh kepada rekan-rekan pembina lainnya,” ungkapnya.
Pelatihan berlangsung dengan metode yang interaktif, dipandu oleh narasumber profesional dari berbagai latar belakang. Beberapa topik yang dibahas antara lain “Lingkungan Sehat: Kolaborasi Guru dan Tenaga Kesehatan” oleh dr. Asni Rahayu dari Dinas Kesehatan, “Dari Kekerasan ke Kasih Sayang” oleh Dr. Rosmini, serta materi hukum dan perlindungan anak yang disampaikan oleh pihak Kepolisian dan Dinas Sosial P2KBP3A Kabupaten Wajo.
Para peserta tampak antusias dan terlibat aktif dalam setiap sesi. Selain mendengarkan paparan materi, mereka juga diajak melakukan refleksi atas praktik pembinaan selama ini dan mendiskusikan strategi yang lebih adaptif terhadap kebutuhan santri sebagai individu yang memiliki hak dan potensi.
“Atas nama Satgas Lapangan, kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pembina yang telah mengikuti pelatihan ini dengan penuh kesungguhan. Kami percaya perubahan akan dimulai dari kesadaran dan komitmen para pembina itu sendiri,” tambah Gurutta Sumarni.
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Pondok Pesantren As’adiyah dalam mewujudkan sistem pendidikan Islam yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga peduli terhadap perkembangan psikososial dan perlindungan hak anak.(nm)