Media Center As’adiyah — Perguruan tinggi berbasis pesantren kini semakin menunjukkan eksistensinya dalam percaturan akademik internasional. Hal ini dibuktikan dengan tampilnya Universitas Islam As’adiyah Sengkang, sebuah perguruan tinggi di bawah naungan Pondok Pesantren As’adiyah, dalam konferensi ilmiah The 11th International Conference on Community Development (ICCD-11) yang diselenggarakan di Ho Chi Minh City Open University, Vietnam.
Dosen muda Universitas Islam As’adiyah, Dr. Muhsyanur, M.Pd., M.Psi., M.M., menjadi salah satu pembicara dalam konferensi internasional tersebut. Ia menyampaikan makalah berjudul:
“Reconstruction of the Indonesian Language in a Love-Based Curriculum: Building Love and Humanist Values in a Religious Society,”
yang menawarkan pendekatan pendidikan berbasis Kurikulum Cinta sebagai kontribusi khas pesantren terhadap dunia pendidikan global.
Dalam paparannya, Dr. Muhsyanur menekankan bahwa pendidikan tinggi pesantren memiliki modal spiritual, moral, dan kultural yang besar untuk menjawab krisis kemanusiaan dan dehumanisasi dalam sistem pendidikan modern. Kurikulum Cinta—sebuah konsep yang digagas oleh Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., menjadi salah satu rujukan utama dalam membangun model pendidikan Islam yang holistik dan transformatif.
“Perguruan tinggi berbasis pesantren tidak boleh inferior. Justru dari pesantrenlah lahir nilai-nilai yang paling dibutuhkan dunia saat ini—nilai cinta, kesederhanaan, ketulusan, dan tanggung jawab spiritual,” ujar Dr. Muhsyanur.
Makalah ini juga mengangkat Bahasa Indonesia sebagai instrumen utama dalam menyampaikan nilai-nilai luhur dalam Kurikulum Cinta, dan bagaimana bahasa menjadi media komunikasi transformatif di ruang-ruang belajar yang mengedepankan keadaban dan kesantunan.
Universitas Islam As’adiyah, sebagai bagian dari jaringan pendidikan As’adiyah yang telah berdiri sejak tahun 1930-an, kini terus berkembang menjadi model kampus pesantren modern yang menggabungkan kedalaman ilmu agama, kekuatan nilai tradisi, serta keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan dan kolaborasi internasional.
Melalui partisipasi aktif dalam forum internasional seperti ICCD-11 ini, Universitas Islam As’adiyah menunjukkan bahwa perguruan tinggi pesantren bukan hanya pelestari nilai, tetapi juga pelopor inovasi pendidikan berbasis spiritualitas dan kemanusiaan.
Konferensi ICCD-11 yang dihadiri oleh akademisi-peneliti dari berbagai negara menjadi ruang yang strategis bagi kampus-kampus Islam berbasis lokal untuk tampil membawa kontribusi global.