Wajo (Media Center As’adiyah) – Pada pengajian khusus di Pondok Pesantren As’adiyah dan Al-Ikhlas, AG. Prof. Dr KH. Nasaruddin Umar, MA. memberikan pemaparan yang mendalam tentang dua aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim: ta’awwudz dan filosofi kehidupan. Pengajian ini menjadi pelajaran berharga bagi para santri dalam memahami esensi ta’awwudz dan sudut pandang filosofis terhadap realitas kehidupan.
Sebelum memulai pembahasan, Gurutta Prof Nasaruddin Umar menekankan pentingnya berdoa sebelum belajar. Dalam agama, doa memiliki peran yang penting. Dalam ayat Surah Al-Baqarah, kita diberitahu tentang pentingnya membersihkan batin sebelum memulai belajar. Sebelum meresapkan pengetahuan, kita harus memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk memperbaiki diri kita. Doa yang lazim sebelum belajar adalah, “Allahumma rabbi zidni ilman” (اَللّٰهُمَّ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا), artinya, “Ya Allah, Tuhan saya, tambahkan ilmu kepada saya.”
Gurutta menjelaskan pada pandangannya bahwa kita sebenarnya memohon peningkatan kapasitas diri agar kita dapat lebih baik dalam menyerap ilmu. Ini sama dengan ayat yang menyatakan, “Jika kamu bersyukur, Aku akan menambah nikmat-Nya padamu.” Jadi, kita meminta perubahan dalam diri kita untuk menerima lebih banyak ilmu.
Ketika kita berta’awwudz, ada lima komponen yang terlibat:
Hakikat memohon perlindungan.
Pemohon perlindungan.
Sang pemberi perlindungan.
Makhluk yang harus dihindari dari godaan setan.
Tujuan memohon perlindungan.
Memohon perlindungan kepada Allah membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang diri kita sendiri. Kita juga perlu memahami siapa Allah sebagai objek perlindungan dan tindakan yang harus kita lakukan saat memohon perlindungan. Ketika semua ini seimbang, kerinduan kita kepada Allah akan menjadi bagian dari upaya perlindungan.
Anregurutta membawa kita dalam perjalanan filosofis yang mendalam. Beliau mengajarkan bahwa kita semua terdiri dari atom, partikel terkecil. Tapi bahkan atom masih terdiri dari proton dan elektron, yang lebih kecil lagi. Begitu juga dengan air, yang lebih kecil dari atom, dan uap yang bahkan lebih kecil lagi dan subtansinya yang mudah hilang. Kita diandaikan seperti itu, mudah menghilang.
Semua makhluk ada karena Allah menciptakannya. Di dalam Islam, tidak ada benda mati karena semua benda alam bertasbih menyembah Allah. Untuk mencapai pengabdian, kita harus memiliki cinta kepada Allah, sehingga semua makhluk di bumi ini bertasbih menyembah-Nya. Ini dapat terbukti dari penelitian pada berbagai benda alam, seperti kristal dalam air atau klorofil dalam daun yang bergerak. Semua itu menunjukkan bahwa benda alam adalah hidup.
Gurutta Prof Nasar juga menunjukkan bagaimana air yang dimasukkan ke dalam mikroskop berubah menjadi kristal yang indah setelah dibacakan basmalah. Namun, ketika kata-kata buruk digunakan, kristal tersebut berubah menjadi rusak. Hal ini mengingatkan kita bahwa perlakuan dan kata-kata kita dapat memengaruhi hasil.
Untuk menutup pengajian ini, Anregurutta menegaskan pentingnya ta’awwudz dan mengingatkan kita bahwa alam semesta ini berasal dari Tuhan, dan manusia adalah bagian dari alam semesta yang juga berasal dari Tuhan. Semua ini adalah pengingat bahwa hidup adalah anugerah yang harus dihargai dengan baik. (nm)