Media Center As’adiyah – Doa merupakan salah satu ibadah yang memiliki kedudukan istimewa dalam kehidupan umat Islam. Melalui doa, seorang hamba dapat berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, memohon pertolongan, petunjuk, dan berbagai kebaikan dalam hidupnya. Namun, tidak semua doa dikabulkan dengan segera, dan setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda dalam berdoa. Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Anre Gurutta Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA, beliau menguraikan bahwa ada tiga macam doa, masing-masing dengan karakteristik dan efektivitas yang berbeda. Pembahasan ini membuka wawasan baru tentang bagaimana seharusnya seorang muslim berdoa agar lebih dekat kepada Allah dan doa-doanya lebih mudah terkabul.
Dalam penjelasannya, Anre Gurutta Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA, menjelaskan bahwa doa memiliki beberapa bentuk yang masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri. Beliau menguraikan bahwa ada tiga macam doa yang dapat dipanjatkan seorang hamba kepada Tuhannya.
Pertama, doa yang diungkapkan melalui lisan. Doa ini merupakan bentuk permohonan kepada Allah SWT yang disampaikan secara verbal melalui mulut. Meskipun terucap dengan kata-kata, doa ini tetap sah dan merupakan bagian dari bentuk ibadah yang dianjurkan. Namun, doa jenis ini dianggap masih berada pada tingkatan dasar.
Kedua, doa yang disampaikan melalui kekuatan batin yang penuh ketulusan dan kesungguhan. Menurut Anre Gurutta, doa yang diungkapkan dengan hati yang khusyuk dan tulus jauh lebih baik daripada doa yang hanya diucapkan secara lisan tanpa dibarengi dengan ketulusan hati.
“Suara-suara batin itu lebih nyaring terdengar di langit dibanding suara vokal,” ungkap Anre Gurutta. Pesan ini menegaskan bahwa kualitas doa tidak hanya terletak pada kata-kata yang diucapkan, melainkan juga pada keterlibatan hati yang ikhlas dan penuh pengharapan kepada Allah SWT.
Ketiga, doa yang dipanjatkan dengan penuh kesiapan dan ketundukan. Doa jenis ini dianggap sebagai doa yang paling istimewa. Dalam penjelasannya, Anre Gurutta menyebutkan bahwa doa dengan kesiapan adalah bentuk permohonan kepada Allah SWT yang disertai dengan kesiapan diri untuk menerima segala keputusan-Nya.
“Doa ini lebih ampuh daripada doa yang diungkapkan oleh hati,” tambah Anre Gurutta. Doa ini bukan hanya sekadar permohonan, tetapi juga bentuk kepasrahan dan penyerahan penuh kepada kehendak Allah.
Selain menjelaskan tiga macam doa tersebut, Anre Gurutta juga menguraikan alasan mengapa terkadang doa seseorang tidak dikabulkan. Salah satu penyebab utama adalah adanya maksiat atau dosa yang telah dilakukan oleh individu tersebut. “Coba introspeksi diri, bagaimana doa kita akan dikabulkan kalau tangan yang digerakkan ini bersumber dari energi yang haram,” jelas Anre Gurutta Prof. Nasaruddin Umar.
Dosa dan maksiat menjadi penghalang utama yang menghambat terkabulnya doa.
Oleh karena itu, Anre Gurutta menekankan pentingnya membersihkan diri dari dosa dan maksiat agar doa dapat cepat sampai kepada Allah SWT. “Jika ingin doanya dikabulkan, maka lakukanlah sesuatu yang memungkinkan doa itu lancar naik ke langit,” tutur Anre Gurutta. Hambatan-hambatan menuju langit, seperti dosa, maksiat, dan kedurhakaan, harus dibersihkan agar doa lebih mudah terkabul.
Anre Gurutta Prof. Nasaruddin Umar, MA, memberikan pandangan mendalam mengenai bagaimana doa yang tulus, khusyuk, dan disertai kesiapan diri akan lebih cepat sampai kepada Allah. Introspeksi diri dan menjaga kebersihan hati menjadi kunci agar doa bisa lebih cepat diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT.(nm)