Media Center As’adiyah – Pengajian kali ini memusatkan perhatian pada teologi lingkungan versi As’adiyah, yang menggali pandangan As’adiyah tentang lingkungan hidup. Di awal pembahasan, Anre Gurutta Prof. Nasar menyampaikan pandangannya bahwa segala sesuatu di alam semesta ini pada hakikatnya adalah bagian dari nama-nama Allah SWT. Alam semesta ini, dengan segala entitasnya, adalah bukti dari keberadaan Allah, sebab alam itu sendiri adalah ciptaan-Nya.
Nama, menurut penjelasan Anre Gurutta Prof. Nasar, adalah identitas bagi pemiliknya. Oleh karena itu, segala sesuatu yang ada, baik itu benda nyata maupun konsep abstrak, adalah bukti eksistensi Allah SWT, karena semuanya berasal dari-Nya. Alam semesta ini juga dipandang sebagai ayat-ayat Allah. Anre Gurutta Prof. Nasar menjelaskan bahwa ayat memiliki tida bentuk yaitu alam semesta itu sendiri, kitab seperti Al-Qur’an dan mushab dan juga manusia.
Dalam kesempatan ini, Anre Gurutta Prof. Nasar memfokuskan pembahasan pada ayat-ayat yang dapat ditemukan dalam bentuk alam semesta. Salah satu contohnya terdapat dalam QS. Fushilat ayat 53, yang menyatakan bahwa Allah akan memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya di seluruh penjuru alam dan juga dalam diri manusia, agar kebenaran Al-Qur’an menjadi jelas bagi mereka. Hal ini menggambarkan bahwa alam semesta ini adalah manifestasi keagungan Allah.
Dalam konteks teologi, Allah digambarkan sebagai Khaliq, sang Pencipta, sedangkan segala yang diciptakan disebut makhluk. Dalam tasawwuf, Allah dipandang sebagai Al-Haq, yang maha benar dan maha ada. Selanjutnya, pembahasan tentang teologi melibatkan pemahaman lebih dalam tentang struktur alam semesta yang terbentuk dari unsur terkecil, seperti atom atau uap air. Ini membuktikan bahwa alam semesta ini adalah hal yang abstrak, karena terdiri dari unsur-unsur yang sangat kecil, seperti uap air, yang sekali terhembus bisa hilang.
Penting diingat bahwa alam semesta ini bukanlah wujud yang riil. Yang riil dan ada hanyalah Allah SWT. Alam semesta ini hanya merupakan manifestasi dari-Nya. Dengan demikian, alam semesta ini bukanlah ciptaan Allah, melainkan tajalli atau pencerminan dari-Nya. Dalam pandangan tasawwuf, alam tidak bisa dipisahkan dari Allah, karena alam adalah bukti nyata dari keberadaan-Nya. Dalam setiap fenomena alam, kita bisa melihat kehadiran Allah.
Dengan demikian, pengajaran ini memperdalam pemahaman kita tentang hubungan antara Allah dan alam semesta. Alam semesta ini bukanlah entitas yang terpisah dari-Nya, melainkan adalah manifestasi dari kebesaran-Nya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia hendaknya lebih menghargai dan merawat lingkungan, sebab melalui alam semesta inilah kita bisa melihat keagungan penciptaannya, yakni Allah SWT.(nm)