Imam Bukhari ialah seorang pengumpul hadis hadis sahih Nabi Besar Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam. Makamnya terletak di Samarkand, Uzbekistan dan jenazahnya berada diruang bawah tanah dengan berselimutkan kain hitam, bertuliskan Arab.
Banyak para wisatawan dari kalangan muslim dan non muslim yang berasal dari berbagai nagara yang mengunjungi makam Beliau dan peziara hanya boleh di izinkan masuk sampai ruang atas kompleks permakaman.
Ada yang menarik dari kisah makam Imam Bukhari yaitu ketika Presiden pertama Indonesia Soekarno dalam sebuah kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet pada Tahun 1959 pernah meminta kepada petinggi Partai Komunis untuk mencarikan makam orang suci Islam yang sangat terkenal bernama Imam Bukhari.
Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi. tidak boleh tidak,” tegas Bung Karno kepada Uni Sovyet.
Nikita Sergeyevich Khrushchev—Pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet 1961) balik bertanya, “Apa syarat yang Anda ajukan?”
Bung Karno menjawab, “Temukan makam Imam Al Bukhari. Saya sangat ingin menziarahinya.”
Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno, “Maaf Paduka Presiden, kami tidak berhasil menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat Anda?”
Bung Karno tersenyum sinis. “Kalau tidak ditemukan, ya sudah, saya lebih baik tidak usah datang ke negara Anda.”
Setelah makam ditemukan Khrushchev mengabari Bung Karno.
Sambil tersenyum Bung Karno mengatakan, “Baik, saya datang ke negara Anda.”
Setelah dari Moskow, tanggal 12 Juni 1961 Bung Karno tiba di Samarkand. Sehari sebelumnya puluhan ribu orang menyambut kehadiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia ini di Kota Tashkent.
Pada saat kedatangan Beliau dimakam Imam Buhari Soekarno langsung membaca Alquran sampai pagi hari, tidak tidur,” lanjut Rahmatullo seperti diterjemahkan Temur Mirzaev, rekanan Kedutaan Besar Republik Indonesia sekaligus dosen bahasa Indonesia di Institute of Oriental Studies, Tashkent.
Saat ditemukan, makam dalam kondisi tidak terurus. Soekarno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaikinya. Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai gantinya.
kompleks permakaman Imam Bukhari tidak mungkin seindah dan semegah itu tanpa peran Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Imam Al Bukhari dimakamkan di Samarkand sekitar tahun 870 M.
dari berbagai sumber