Jumat, 26-07-2024
  • Selamat datang di situs Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengkang | Telah dibuka Pendafatan Santri Baru Tahun Pelajaran 2024/2025 untuk info selengkapnya silahkan visit psb.asadiyahpusat.org

Tujuan dan Keutamaan Puasa

Diterbitkan : - Kategori : Opini

Media Center As’adiyah – Berpuasa itu sebenarnya bukan tujuan, tetapi suatu cara untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan utama yang merupakan buah dari ibadah puasa itu, ialah untuk meningkatkan orang beriman menjadi bertakwa (Muttaqin), sebagaimana firman Allah Swr, dalam surah al-Baqarah: 183) berikut,

يآاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَي الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ (البقرة : 183)

Artinya : Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu (Islam) agar kamu bertakwa (kepada Allah Swt.).
Menurut Ahmad Mustafa al-Maragi dalam kitabnya, Tafsir al-Maragi, beliau menafsirkan kata لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ, “sesungguhnya Allah Swt memfardukan puasa kepada kamu agar kamu mempersiapkan diri untuk takut kepada Allah Swr. dengan meninggalkan keinginan– keinginan yang dibolehkan (memakannya) sebagai bukti melaksanakan perintah Allah Swt dengan mengharap pahala dari-Nya, dan meninggalkan keinginan kepada yang haram dengan disertai kesabaran. Sabda Nabi SAW :

اَلصَّوْمُ نِصْفُ اْلصَّبْرِ ( رواه احمد)
Artinya : … puasa itu separuh dari kesabaran …

Keutamaan Puasa
Ibadah puasa baik yang hukumnya wajib maupun yang sunah mempunyai keutamaan-keutamaan atau hikmah yang akan didapat oleh orang yang berpuasa itu, antara lain sebagai berikut.

a. Orang yang berpuasa disiapkan Surga yang bernama ar-Rayyan (الريان) , sebagaimana Hadits berikut ini:

عَنْ سَهْلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ اَلرَّيَانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُوْنَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ اَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوْا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلُ مِنْهُ اَحَدٌ (رواه البخاري والترمذي والنسائ واحمد)

Artinya: Dari Sahl bin Saad r.a. Dari Nabi Saw bersabda: sesungguhnya di surga ada satu pintu diberi nama ar–Rayyan, dari pintu itu masuklah orang yang berpuasa, di hari kiamat tidak seorang pun yang boleh masuk selain mereka, dikatakan : mana orang-orang yang berpuasa (di dunia), maka berdirilah, tidak seorang melainkan mereka, apabila mereka telah masuk ditutuplah, maka tiadalah seorang masuk sesudahnya (HR. Bukhary, at-Tirmidzi, an-Nasai, dan Ahmad, ini lafazh dari Bukhary).

b. Diampuni Dosanya Orang yang Berpuasa
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ اْلقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه البخاري ومسلم وابو داود والترمذي هذا لفظ البخاري)

Artinya: Dari Abu Salamah dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu dari Nabi Saw bersabda: Barangsiapa yang menegakkan lailatul qadr (mengisi dengan ibadah) karena iman kepada Allah Swt dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya,) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya, dan barangsiapa yang melaksanakan shaum Ramadan karena iman kepada Allah Swt dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya,) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya (HR. Bukhary, Muslim, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi. Hadis ini lafadzhnya Bukhary).

c. Puasa melatih manusia untuk memilki jiwa, watak, dan akhlak mulia serta menumbuhkan sifat-sifat kepribadian yang luhur, seperti amanah (jujur) dapat dipercaya dan lain-lain.

d. Doanya orang yang berpuasa mustajab(,diterima), sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي مَلِيْكَةَ يَقُوْلُ سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ يَقُوْلُ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرَهِ لِدَعْوَةِ مَا تُرَدُّ (رواه ابن ماجه)

Artinya : Dari Abdullah bin Abi Malikah berkata, Aku pernah mendengar Abdullah bin Amr bin al-Ash berkata, Rasulullah Saw bersabda, Sesungguhnya doa orang yang berpuasa saat berbuka tidak ditolak. (HR Ibnu Majah)

e. Puasa mendidik manusia mengekang dan mengendalikan hawa nafsunya. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah Saw :

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيْدَ قَالَ دَخَلْتُ مَعَ عَلْقَمَةَ وَاْلأَسْوَدِ عَلَى عَبْدِ اللهِ فَقَالَ عَبْدُ اللهِ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَبَابًا لاَ نَجِدُ شَيْئًا فَقَالَ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اِسْتَطَاعَ اْلبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ (رواه البخاري)

Artinya: Dari Abd. Rahman bin Yazid berkata, aku masuk bersama Alqamah dan al-Aswad kepada Abdullah, lalu Abdullah berkata, pada waktu muda dulu, kami pernah bersama Rasulullah Saw, kami tidak mendapatkan sesuatu. Lalu beliau bersabda: Wahai para pemuda siapa di antara kalian mampu dari segi nafkah hendaklah ia nikah, sesungguhnya nikah itu memelihara pandangan dan menjaga kehormatan, dan barangsiapa belum mampu maka hendaklah berpuasa, sesungguhnya puasa baginya adalah sebagai penekan nafsu syahwat (HR. Bukhary).

f. Puasa melatih manusia untuk memilki jiwa sabar, tahan menderita, dan berkemauan keras. Hal ini sesuai hadis berikut:

اَلصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ ( رواه احمد)

Artinya : … puasa itu separuh dari kesabaran …
g. Perasaan senasib sepenanggungan yang diperoleh dalam berpuasa, dan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama, khususnya kepada yang melarat. Puasa juga mendorong dan mendidik kita semua untuk mengeluarkan zakat fitrah menjelang hari raya Fitri, agar tidak seorang pun yang melarat dan yang terhina serta tidak merasakan kebahagiaan dan persaudaraan, sekurang kurangnya hari itu (hari lebaran).

h. Puasa memberikan kepada kita kekuatan lahir dan batin, kesehatan rohani dan jasmani, baik secara perorangan maupun secara kelompok dalam masyarakat. Menurut Imam Gazali dalam Ihya Ulumi ad-Din, pada puasa, rasa lapar serta menyedikitkan makan menyehatkan jasmani dan hati dari penyakit kezaliman dan kesombongan, dan lain-lain.

Mengenai hal ini, ada Hadis menyebutkan, yaitu : صُوْمُوْا تَصِحُّوْا (berpuasalah agar kamu sehat). Hadis ini menurut mayoritas Ulama Hadits adalah termasuk daif, sedangkan menurut al-Iraqy adalah maudhu’ (palsu). Msekipun makna dan isi kandungannya adalah benar.

i. Faidah berpuasa yang paling besar adalah mewujudkan sifat takwa, yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangannya.
Allah Swt berfirman :

يآاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَي الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ (البقرة : 183)

Artinya: Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu (Islam) agar kamu bertakwa (kepada Allah). (QS. al-Baqarah: 183)

j. Orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan, gembira ketika berbuka puasa dan saat bertemu Tuhannya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ اْلحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةَ ضَعْفٍ إِلَي مَا شَاءَ اللهُ يَقُوْلُ اللهُ إِلاَّ الصَّوْمُ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ اْلِمسْكِ (رواه البخاري واحد وابن ماجه)

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah Saw bersabda, setiap amal manusia dilipatgandakan menjadi sepuluh kali kebaikan sampai tujuh ratus, (bahkan) hingga berapa saja dikehendaki Allah Swt, Allah Swt. berfirman kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan aku sendiri yang memberi balasan (pahala), dia menahan syahwatnya dan makan karena aku, bagi orang yang puasa mempunyai dua kegembiraan, gembira ketika berbuka dan gembira ketika bertemu Tuhan-Nya. Dan bau mulutnya orang puasa lebih harum daripada harumnya minyak Kasturi (HR. Bukhary, Ahmad, dan Ibnu Majah).

k. Bau mulutnya orang yang berpuasa lebih harum dari minyak Kasturi pada hari Kiamat, sebagaimana hadis di atas.

l. Puasa adalah milik Allah Swt, dan Allah sendiri yang akan memberi balasan (pahala) langsung di hari Kiamat kepada orang yang pernah berpuasa. Lihat Hadits di atas.
m. Puasa menjadi جنة (perisai) dari api Neraka.

أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ أَبِي الْعَاصِ الثَّقَفِيَّ دَعَا لَهُ بِلَبَنٍ يَسْقِيْهِ قَالَ مُطَرِّفٌ إِنِّي صَائِمٌ فَقَالَ عُثْمَانُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ اَلصِّيَامُ جُنَّةٌ مِنَ النَّارِ كَجُنَّةِاَحَدِكُمْ مِنَ الْقِتَالِ (رواه احمد وابن ماجه)

Artinya: Usman bin Abi al-Ash ats-Tsaqapi mengundangnya untuk minum susu yang telah dituangnya, Muthharif berkata: Saya berpuasa. Lalu Usman berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: Puasa itu adalah perisai dari neraka seperti perisainya seseorang di antara kamu dari musuh (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

n. Seorang dokter berkebangsaan Prancis ternama berkata, Andaikan dalam Islam hanya ada puasa dan larangan minuman keras, niscaya hal itu sudah cukup sebagai alasan untuk mengikutinya karena melihat hikmahnya, yang melindungi perut besar, hati dan anggota tubuh lainnya dari berbagai jenis penyakit yang mematikan.

 

Pengumuman

Agenda

Pondok Pesantren As’adiyah

JL. Masjid Raya No. 100 Sengkang 90941, Sulawesi Selatan Kab. Wajo, Indonesia

0853 3344 4993

info@asadiyahpusat.org

www.asadiyahpusat.org