Senin, 14-10-2024
  • Selamat datang di situs Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengkang | Telah dibuka Pendafatan Santri Baru Tahun Pelajaran 2024/2025 untuk info selengkapnya silahkan visit psb.asadiyahpusat.org

Asal Usul Anre Gurutta Yunus Martan

Diterbitkan : - Kategori : Opini

Anre Gurutta Haji Muhmammad Yunus Martan lahir di Wattang Desa Leppangeng Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo pada hari Jum’at 28 Muharram 1332 H, bertepatan dengan tahun 1914 M, dan beliau meninggal dunia di Makassar padari hari Selasa 22 Juli 1986, setelah menjalani perawatan di rumah sakit Islam Faisal Makassar.

13892081_1632416593715043_2336717397967215838_n

Ayahnya bernama Anregurutta H. Martan, beliau adalah seorang ulama yang arif dan menguasai ilmu pengatahuan agama Islam, membuka pengajian untuk memberikan taushia kepada masyarakat Islam di Belawa. Beliau AG. H. Martan diangkat menjadi qadhi pertama waktu itu. (Qadhi artinya adalah seorang hakim yang membuat keputusan berdasarkan syariat Islam)

Anregurutta H. Martan menuaikan ibadah haji sebanyak delapan kali dan pernah tinggal di Makkah selama tuju tahun dan selama itu Ia juga dengan tekun mempelajari ilmu pengatahuan Islam pada beberapa ulama besar di Masjid al-Haram Makkah.

Setelah kembali ke tanah kelahirannya di Belawa Kabupaten Wajo, beliu menikah dengan seorang gadis bernama Isainah, dari perkawinannya itu  mereka dikaruniai oleh Allah Swt seorang anak perempuan bernama I Dahalang, namun tidak berapa lama setelah kelahiran anak perempuannya, istrinya meninggal dunia.

Sepeninggal isterinya Anregurutta H. Martan menikah kembali dengan seorang janda bernama Hj. Tanripung ( Hj. Shafiah) yang berasal dari Kabupaten Soppeng pada tahun 1920 M. Dari hasil perkawinan inilah beliau dikaruniai dua orang putera yang bernama Muhammad Yunus  (AG.H. Muhammad Yunus) dan Abd. Halim, tidak lama kemudian istrinya yang kedua meninggal pula. Beliau AG.H. Martan kembali menikah dengan seorang gadis yang bernama Jamilah dari Kampung Lautan Desa Menge Kecamatan Belawa dan perkawinannya dikaruniai anak empat orang, yaitu Napisah, Subaedah, Abdullah (AG.H. Abdullah Martan, Lc) dan Asmah.

AG.H. Martan menanamkan dasar-dasar pendidikan agama Islam bagi anak-anaknya, terbukti diantara anak-anaknya lahir ulama besar yaitu AG.H. Muhammad Yunus Martan dan Abdullah Martan, Lc.

Anregurutta H. Muhammad Yunus Martan atau sering disapa dikalangan warga as’adiyah “Gurutta Yunus” mengikuti jejak ayahnya yakni menjadi seorang Kiya i. Sejak masa kecilnya beliau selalu ikut pada kedua orang tuanya dan bahkan diikut sertakan menuaikan ibadah haji sebelum masuk sekolah rakyat. Beliau menuaikan ibadah haji sebanyak tuju kali. Selama bermukim di Makkah beliau mengikuti pendidikan di Madrasah Al-Falah, serta mengikuti pengajian khalaqah di Masjid Haram yang diberikan oleh para ulama dari berbagai penjuru dunia.

Setelah H. Muhmmad Yunus menyelesaikan pendidikannya pada Madrasah Al-Falah di Makkah dan melanjutkan pada pesantren di Masjid Al-Haram Makkah, Beliau kembali ke kampung halamannya Menge Belawa. Tidak beberapa lama kemudian pada Tahun 1953 beliau menikah dengan Hajja Baru (H. Karitini) seorang gadis kembang desa mudah belia berusia 12 Tahun. Dari perkawinannya ini mereka dikaruniai putra putri sebanyak tuju orang yakni Hj. Fatimah, Hj. Faridhah, Prof. Dr. H. Rafii Yunus Martan, MA., Ph.D., Hj. Ruqaiyyah (Istri almarhum Prof. Dr. H. Abd. Rahman Musa), Hj. Zaenab BA., Dra. Hj. Ummu Kalsum M.Ag., (istri Prof. Dr. Abd. Karim Hafid, MA), dan Hj. Khusniah, BA (istri Drs. H. Muhammad Rum Nessa, SH., MH., Sekertaris Mahkama Agung 2005. Pada tahun 1965 istri Gurutta Yunus berpulang kerahmatullah.

Di tengah-tengah kesibukannya mengurus Perguruan As’adiyah dan melayani ummat, beliau tidak meninggalkan tanggung jawabnya dalam mendidik anak-anaknya, beliau hanya membimbing dengan penuh kasih sayang untuk menghargai orang lain dan akhlakul karimah dan tutur kata yang santun dan sopan.

Setelah istri pertamanya meninggal dunia, Anregurutta H. Muhammad Yunus Martan menikah kembali dengan seorang gadis dari belawa yang bernama Hj. Husna (13 tahun) pada tahun 1966 dari perkawinannya tersebut mereka dikaruniai lima orang putra putri yaitu Warda (Istri Drs. H. Husain Malik), Kafrawi, Nurul Huda, Nur Fadillah (istri Dr. Mujahid, MA) dan Iqbal.

Hj. Husna yang setia mendampingi beliau dalam suka dan duka sejak tahun 1966 M sampai beliau meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar pada tanggal 22 Juli 1986 M.

sumber MUI  Sulawesi Selatan

Pengumuman

Agenda

Pondok Pesantren As’adiyah

JL. Masjid Raya No. 100 Sengkang 90941, Sulawesi Selatan Kab. Wajo, Indonesia

0853 3344 4993

info@asadiyahpusat.org

www.asadiyahpusat.org