Kamis, 25-07-2024
  • Selamat datang di situs Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengkang | Telah dibuka Pendafatan Santri Baru Tahun Pelajaran 2024/2025 untuk info selengkapnya silahkan visit psb.asadiyahpusat.org

Non Muslim Penunjuk Jalan Hijrah Nabi: Spirit Toleransi Tahun Baru Islam

Diterbitkan : - Kategori : Opini

Tekanan yang begitu kuat dari kafir Quraisy menyebabkan Rasulullah tidak mendapat posis baik di Mekah. Hal ini yang melatar belakangi Rasullullah Saw berhijrah dari Mekah menuju ke Yastrib atau Madinah.

Syeikh Al-Mubarakfury dalam Sirah Nabawiyah menyebutkan bahwa Rasulullah meninggalkan rumahnya di Mekah sejak 27 safar tahun 14 kenabian atau 622 Masehi.

Dalam perjalanan menuju madinah terdapat suatu fakta yang menarik bahwa yang orang menjadi penunjuk jalan Rasulullah saat akan berhijrah meninggalkan kota mekah adalah orang kafir bernama Abdullah bin Uraiqith.

Abdullah bin Uraiqith seorang penganut kepercayaan nenek moyangnya kaum Quraisy, yakni menyembah Latta dan Uzza.

Waktu itu kaum kafir Quraisy sedang menggelar sayembara dengan imbalan 100 ekor unta bagi siapa pun yang dapat menemukan Muhammad dan membunuhnya. Namun Abdullah bin Uraiqith justru berkomitmen merahasiakan perjalanan Rasulullah dan mengantarkannya keluar dari Mekah atas permintaan Abu Bakar.

“Demi Latta dan Uzza, aku sanggup menerima amanah itu. Aku tidak akan mengkhianatimu, wahai Abu Bakar,” Kata Abdullah kepada Abu Bakar saat diminta membantunya.

Dari kisah tersebut dapat dipahami bahwa tidaklah menjadi masalah jika seorang beriman meminta tolong kepada non muslim walau dalam urusan yang penting selama orang tersebut memiliki komitmen yang kuat dalam menjalankan amanah.

Hal ini juga menunjukan bahwa Rasulullah siap bekerjasama dengan siapa saja termasuk Non muslim jika hal itu memang dibutuhkan. Dalam Islam tidak halangan bagi seorang muslim dalam bekerja sama dengan penganut agama dan kepercayaan lain demi kepentingan bersama.

Semoga dari perjalanan Hijrah Nabi ini, kita jadikan momentum tahun baru Islam sebagai inspirasi untuk menghidupkan kembali spirit toleransi dengan cara hidup rukun bersama orang lain yang berbeda agar tercipta kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.

Penulis: Saddam Husain Amin, M.A.
Dosen STAIN Majene
I

Pengumuman

Agenda

Pondok Pesantren As’adiyah

JL. Masjid Raya No. 100 Sengkang 90941, Sulawesi Selatan Kab. Wajo, Indonesia

0853 3344 4993

info@asadiyahpusat.org

www.asadiyahpusat.org