Pengajian Khusus Bersama Anre Gurutta Prof. Nasaruddin Umar: Mendalami Makna Basmalah dan Al-Fatihah

Media Center As’adiyah – Anre Gurutta Prof. Nasaruddin Umar mengajak para santri untuk menyelami makna yang dalam dari Basmalah dan Al-Fatihah. Dalam pandangan Anre Gurutta, Basmalah adalah bagian tak terpisahkan dari surah Al-Fathihah.

Imam Syafii’ bahkan menyatakan bahwa bacaan Al-Fatihah yang tidak dimulai dengan Basmalah dianggap tidak sempurna. Rasulullah sendiri menegaskan bahwa tidak ada shalat yang sah jika Al-Fatihah tidak dibaca. Ini menjadi suatu pengingat penting akan keharusan membaca Basmalah dalam setiap rakaat shalat.

Surah Al-Fatihah tidak hanya sebagai pembukaan dalam ibadah, tetapi juga memiliki keutamaan yang luar biasa. Dalam kajiannya, Anre Gurutta memaparkan beberapa keutamaan surah ini yaitu kumpulan hikmah paling besar, satu diantara berbagai perbendaharaan Arasy, surah paling mulia dalam Al-Qur’an, surah pengobatan, nikmat paling besar dan paling berat, kitab paling mulia diantara yang ada di Arasy, Surah Al-Fatihah menyembuhkan segala penyakit, surah paling mulia dari segala sesuatu yang ada di Arasy, kemudian keutamaan Al-Fatihah yang lainnya ialah seandainya surah Al-Fatihah ditimbang dengan keseluruhan surah lainnya maka lebih berat timbangan surah al-Fathihah tujuh kali lipat dan juga jika ditimbang dengan keseluruhan kitab suci lain seperti taurat, injil, dan zabur masih berat surah al-fatihah.

Anre Gurutta juga mengupas nama-nama alternatif dari Surah Al-Fatihah yaitu  Ummul Kitan, Ummul Qur’an, Fatihah al-Kitab, Fatihah al-Qur’an, Al-Sab’ al-Matsani, Al-Syifa’, al-Syafiyah, Al-Usas, Al- Shalah, Al-Kafiyah, Al-Wafiyah, Al-Munajat, Al-Kanz, Ta’lim al-Masalah, Al-Hamd, Al-Du’a dan Al-Syukr.

Hubungan Mikrokosmos dan Makrokosmos

Sebagaimana dijelaskan oleh al-Syairazy, hubungan antara Surah Al-Fatihah dan surah-surah lainnya dapat diibaratkan seperti hubungan antara alam dan manusia. Al-Fatihah sebagai mikrokosmos memegang peran penting dalam keutuhan Al-Qur’an.

Dalam kalam Allah, Al-Qur’an juga menyinggung Al-Fatihah, sebagaimana terdapat dalam Al-Hijr ayat 87:

وَلَقَدْ اٰتَيْنٰكَ سَبْعًا مِّنَ الْمَثَانِيْ وَالْقُرْاٰنَ الْعَظِيْمَ

“Sungguh, Kami benar-benar menganugerahkan kepadamu tujuh (ayat) yang (dibaca) berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung.”

Ibarat sebuah istana, surah Al-Fatihah adalah pintu gerbangnya. Kemegahan istana dapat dinilai melalui keindahan pintu gerbangnya. Al-Fatihah, secara harfiah berarti pembukaan, mengesankan adanya jalan terbuka bagi hamba siapapun yang hendak mendekati diri-Nya.

Allah menciptakan manusia dengan cinta, menunjuknya sebagai khalifah, meskipun malaikat mempertanyakan keberadaannya. Meskipun manusia memiliki potensi untuk melakukan keburukan, Allah tetap menegaskan bahwa jalan selalu terbuka bagi mereka yang ingin mendekatkan diri-Nya.

Anre Gurutta Nasar menjelaskan bahwa Basmalah tidak hanya populer di kalangan Nabi Muhammad SAW dan umatnya, tetapi juga dikenal di kalangan nabi-nabi sebelumnya. Basmalah telah hadir sejak zaman Nabi Adam, digunakan oleh Nabi Nuh saat menjalankan perahunya, dan bahkan ditulis dalam surat Nabi Sulaiman untuk ratu Balqis.

Meskipun kata “Al-Fatihah” tidak secara eksplisit disebutkan dalam surah ini, Nabi Muhammad SAW memberikan nama “pembuka al-kitab” untuk surah ini. Hal ini mencerminkan pembukaan yang mengesankan, menandakan bahwa jalan selalu terbuka bagi siapa pun yang ingin mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam riwayat, disebutkan bahwa jika Al-Qur’an dipadatkan, pemadatannya adalah surah Al-Fatihah. Jika surah ini dipadatkan lagi, pemadatannya terletak pada ayat pertamanya, yaitu Basmalah. Bahkan, ada pandangan bahwa titik di bawah huruf “ba” dalam Basmalah inilah yang awalnya menjadi cikal bakal alam semesta.

Dengan mendalaminya, kita dapat merasakan kekhususan dan keindahan yang terkandung dalam Basmalah dan Al-Fatihah. Sebuah perjalanan spiritual yang membawa kita lebih dekat kepada pemahaman tentang keagungan dan kebijaksanaan Allah SWT.(nm)