Sabtu, 20-07-2024
  • Selamat datang di situs Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengkang | Telah dibuka Pendafatan Santri Baru Tahun Pelajaran 2024/2025 untuk info selengkapnya silahkan visit psb.asadiyahpusat.org

Keutamaan Doa dan Pendidikan Menurut AG. Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA

Diterbitkan : - Kategori : Pengajian

Media Center As’adiyah – Dalam pengajian halaqah bersama AG. Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, ditekankan pentingnya mendoakan orang yang telah meninggal sebagai bentuk hadiah terbaik bagi mereka. Bukan hanya doa, melainkan juga segala perbuatan yang kita lakukan sebagai hadiah amal ibadah bagi yang telah berpulang.

Hal tersebut mungkin bernilai sedikit untuk kita tapi itu bernilai besar untuk orang yang telah meninggal. Menurut AG. Prof. Nasar, membacakan satu surah Al-Fatihah tidak akan menghabiskan waktu satu menit tapi bagi orang yang dibacakan al-Fatihah, itu akan menjadi parsel berkah yang akan membuat orang yang kita doakan menjadi bangga dan bahagia karena mereka masih bisa memperoleh pahala amalan meskipun mereka telah meninggal. Doa ini juga bisa datang dari berbagai pihak, termasuk anak, kerabat, dan siswa yang kita ajarkan.

Dalam konteks ini, menjadi seorang guru dipandang sebagai pekerjaan mulia. “Memang tidak kelihatan kaya di dunia, tapi nanti di alam barzah sangat kaya apalagi dialam akhirat,” ungkap Anre Gurutta Prof. Nasar. Pesan ini menggambarkan luar biasanya kebermaknaan menjadi seorang pendidik, di mana pahala terus tercatat selama muridnya tetap berdoa.

Anre Gurutta juga memberikan pesan berharga untuk para santri, bahwa apapun profesi yang dijalani, tetaplah mengajar. Menyampaikan ilmu, sekalipun hanya satu ayat, dianggap sebagai tindakan yang sangat berarti. Bahkan, dalam profesinya nanti, seperti menjadi seorang dokter, santri bisa tetap menyampaikan ilmu kepada pasiennya. Misal ada pasien yang kolestrol, asam urat dan lain-lain maka selain memberikan resep obat, santri juga bisa menyarankan untuk membaca basmalah sebelum makan. Dan menyampaikan pula jika pasien lupa membaca basmalah, maka bisa membaca bismillahi wal awaluhu wal akhiru.

Pentingnya membaca basmalah sebelum makan juga ditekankan oleh Anre Gurutta, dengan Rasulullah menyebutkan bahwa setan dapat masuk di antara sari-sari makanan jika kita tidak bismillah sebelum makan. Anre Gurutta Prof. Nasar menyoroti dampak spiritual dari makanan, yang terbagi menjadi makanan lahiriah dan makanan ruhani. Makanan lahiriah memberi kekenyangan perut, sementara makanan ruhani, seperti ilmu pengetahuan, memberi kekenyangan otak dan jiwa. Oleh karena itu, membaca basmalah sebelum memulai belajar dianggap penting untuk menjaga kesucian pikiran dari pengaruh setan.

Pengajian halaqah ini menyoroti kekayaan spiritual yang dapat dihasilkan melalui doa dan pendidikan, sebagaimana dijabarkan oleh AG. Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. Setiap doa yang tulus yang kita kirimkan kepada orang yang terdahulu, termasuk satu surah Al-Fatihah, akan dianggap sebagai parsel berharga bagi yang telah meninggal.

Pendidikan, khususnya peran guru, diakui sebagai pekerjaan yang mulia dan bernilai di sisi Allah. Pesan Anre Gurutta Prof. Nasar mengenai terus mengajar, meski hanya satu ayat, memberikan inspirasi bagi semua profesi, menekankan pentingnya berbagi ilmu sebagai amal ibadah yang tak terhingga.

Terakhir, kesadaran akan pentingnya membaca basmalah sebelum makan, juga sebelum belajar, mencerminkan kebijaksanaan dalam menjaga kesucian jiwa dan pikiran dari pengaruh buruk. Dengan demikian, kajian ini mengajak untuk merenung tentang nilai-nilai spiritual dalam tindakan sehari-hari, membimbing kita pada kehidupan yang lebih bermakna dan penuh berkah.(nm)

Pengumuman

Agenda

Pondok Pesantren As’adiyah

JL. Masjid Raya No. 100 Sengkang 90941, Sulawesi Selatan Kab. Wajo, Indonesia

0853 3344 4993

info@asadiyahpusat.org

www.asadiyahpusat.org