Waktu yang akan menjadi sebab kita dikenang oleh orang lain adalah waktu yang kita manfaatkan untuk memaknai suatu kehidupan dengan akhlak mulia serta tindakan-tindakan positif lainnya, sehingga dengan begitu kita bisa menjadi pribadi yang hari ini lebih baik dari kemarin, dan berusaha menjadikan hari esok lebih baik dari hari ini.
Waktu juga adalah sebuah pendidikan kedisiplinan, karena dengan waktu kita belajar bagaimana memanage kehidupan ini, sehingga hari-hari yang kita lalui tersusun dengan baik, menjadi lebih bermakna karena tidak ada yang kita sia-siakan. Namun demikian, adakalanya waktu juga bisa menjadi hal yang sangat menakutkan, menjadi racun yang dapat melumpuhkan jiwa kita, menjadi sesuatu yang akan disesali dikemudian hari, karena bayang –bayang penyesalan selalu hadir menghantui pikiran.
Waktu yang bagaimanakah? Yaitu; (1) Waktu yang kita biarkan berlalu begitu saja tanpa ada hal-hal yang menjadi sejarah dan buah bibir, yaitu sebuah kumpulan cerita yang menjadi inspirasi bagi orang lain setelah kematian kita. (2) waktu yang kita isi dengan sesuatu yang merugikan, berpoya-poya, dengan lumuran-lumuran dosa, dan segala hal yang kita lakukan dengan kesia-siaan tanpa memikirkan masa depan. Baik-buruknya kehidupan -yang telah, sedang, atau yang akan kita lalui- tergantung dari bagaimana waktu menjawabnya, sesuai dengan bagaimana kita mempergunakannya.