Jumat, 26-07-2024
  • Selamat datang di situs Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengkang | Telah dibuka Pendafatan Santri Baru Tahun Pelajaran 2024/2025 untuk info selengkapnya silahkan visit psb.asadiyahpusat.org

Kajian Halaqah AG Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA : Menggali Makna dan Keutamaan Lafadz Ta’awwudz

Diterbitkan : - Kategori : Pengajian / Uncategorized

Media Center As’adiyah – Dalam pengajian yang penuh hikmah dan wawasan keagamaan, AG. Prof. Dr. KK. Nasaruddin Umar, MA membahas dengan detail lafadz Ta’awwudz (15/10/23), melanjutkan pembahasana kajian beliau beberapa minggu lalu.

AG. Prof Nasaruddin Umar mengungkapkan makna yang terkandung di dalam Lafadz Ta’awwudz. Lafadz ini memiliki kekuatan spiritual yang mendalam, dengan kata-kata yang mencerminkan hubungan manusia dengan Sang Pencipta yang meminta pertolongan dijauhkan dari godaan iblis yang dilaknat Allah SWT.

Kata pertama, “أَعُوْذُ,” mengandung makna yang dalam. Ta’awwudz adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Arab yang biasa digunakan sebelum membaca kitab suci Al-Qur’an. Ini adalah sebuah pernyataan, “aku mengembalikan diriku kepada Allah, aku berlindung kepada Allah, dan aku melekatkan diriku dengan karunia dan rahmat Allah.”

Lebih lanjut, Anre Gurutta menjelaskan bahwa kata “Allah” harus ditempatkan di tempat-tempat yang layak dan mulia, seperti di muhrab atau di dinding-dinding bangunan yang suci. Kata ini bukanlah sekadar rangkaian kata biasa; ia merupakan simbol kesucian yang amat dihargai oleh umat Islam. Menyebut nama Allah dengan hormat dan di tempat yang pantas akan membawa keselamatan, keberkahan, dan ketenangan batin.

Dalam Ta’awwudz juga terdapat kata “syaiton” yang sering dihubungkan dengan setan atau iblis. Anre Gurutta Prof. Nasaruddin Umar jelaskan, “Siapapun yang melarang kita dalam kebenaran adalah syaithon.”

Kata “ar-rajim” berasal dari kata “rajama,” yang berarti melempar, mengutuk, atau melaknat. Kata ini diulang sebanyak 14 kali dalam Al-Qur’an, delapan di antaranya merujuk pada setan. Setan disebut terkutuk karena diusir dari alam langit.

Dalam pemahaman tafsir, terdapat dua makna langit. Pertama, adalah langit dalam arti fisik, yang merupakan dunia makrokosmos yang dihiasi dengan bintang-bintang. Kedua, adalah langit dalam arti spiritual atau celestial, yang melambangkan ketinggian dan dunia atas yang lebih abstrak.

Diriwayatkan bahwa dahulu kala, Iblis dapat menjelajahi seluruh lapisan langit akan tetapi, ketika Isa al-Masih dilahirkan, empat lapisan langit tertutup, dan setan hanya dapat mengganggu di tiga lapisan langit, yaitu hati, jiwa, dan tabiat manusia. Sementara itu, empat lapisan langit yang tertutup merupakan lambang spiritual yang tidak dapat dijangkau oleh iblis. Ketika Nabi Muhammad SAW dilahirkan sebagai penutup dan penyempurna ajaran para nabi, maka seluruh langit mikrokosmos yang tujuh itu tertutup bagi iblis dan sekutunya. Tidak ada cela sedikitpun yang tersisa dan dapat dimasuki iblis. Yang dapat dimasuki iblis sekarang hanyalah alam jasmani manusia yang menjadi labuhan baru bagi iblis.

Untuk itu, Rasulullah SAW selalu mendorong umatnya untuk mempersempit jalur yang dapat diakses oleh setan, seperti dengan berpuasa. Sebelumnya, iblis dapat berbicara mulai dari lapisan terdalam hingga lapisan terluar manusia. Tetapi berkat petunjuk dari Nabi Muhammad SAW, iblis menjadi makhluk terusir dan terkutuk. Meskipun demikian, setan masih bisa mencoba mempengaruhi manusia di luar hati, jiwa, dan tabiat. Oleh karena itu, kita harus meninggalkan syahwat, amarah, dan mencintai pangkat serta kekuasaan sebagai upaya untuk membentengi diri dari godaan setan.

AG. Prof Nasaruddin Umar juga memberikan penjelasan penting mengenai bisikan dalam hati. Manusia perlu mampu membedakan antara bisikan dari malaikat Allah dan bisikan dari setan. Hal ini membutuhkan kesadaran dan kehati-hatian yang tinggi, serta memohon perlindungan Allah melalui Ta’awwudz untuk selalu terhindar dari godaan setan. Kesempatan untuk memohon perlindungan adalah anugerah dari Allah SWT merupakan karunia luar biasa karena tidak semua orang diberikan kesempatan yang sama. Oleh karena itu, kita sebagai umat islam tidak boleh meremehkan lafadz ta’awwudz yang memiliki makna penting untuk menjauhkan kita dari perbuatan keji dan mungkar. Dengan kesadaran dan perlindungan Allah, manusia dapat menjaga diri dari godaan setan dan menjalani hidup yang penuh berkat.(nm)

Pengumuman

Agenda

Pondok Pesantren As’adiyah

JL. Masjid Raya No. 100 Sengkang 90941, Sulawesi Selatan Kab. Wajo, Indonesia

0853 3344 4993

info@asadiyahpusat.org

www.asadiyahpusat.org