Kamis, 16-05-2024
  • Selamat datang di situs Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengkang | Telah dibuka Pendafatan Santri Baru Tahun Pelajaran 2024/2025 untuk info selengkapnya silahkan visit psb.asadiyahpusat.org

Menyongsong Takdir: Harmoni Ikhtiar dan Doa dalam Pandangan Prof. Nasaruddin Umar

Diterbitkan : - Kategori : Pengajian

Media Center As’adiyah – Dalam landasan keimanan Islam, takdir atau Qada dan Qadar menempati posisi penting sebagai rukun iman keenam. Prof. Nasaruddin Umar, Ketua Umum Pondok Pesantren As’adiyah, mengajarkan bahwa keyakinan pada takdir adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. 

Pengajaran beliau mengambil bentuk analogi yang sangat mendalam. Misalnya, ketika kita menggenggam dua gelas, takdir masing-masing gelas sudah ditentukan. Jika salah satu gelas dilepaskan dan jatuh, nasibnya akan berbeda tergantung pada tempat ia jatuh. Gelas yang jatuh di karpet akan pecah menjadi pecahan besar sedangkan gelas yang jatuh di lantai ubin akan pecah menjadi pecahan puing kecil. Inilah yang disebut sebagai Qadar, di mana takdir dapat berubah karena banyak faktor.

Anre Gurutta Prof. Nasaruddin Umar menekankan bahwa kita tidak boleh pasif dalam menghadapi takdir. Beliau memaparkan bahwa ikhtiar atau usaha sungguh-sungguh sangat penting dalam merespon takdir. Sebagaimana diilustrasikan dalam contoh gelas, ikhtiar adalah upaya kita untuk mencegah musibah yang lebih parah.

Penting untuk diingat bahwa hasil dari takdir dapat bervariasi, dan ikhtiar menjadi faktor kunci dalam merinci bentuk takdir yang akan kita hadapi. Meskipun takdir sudah ditentukan, tetapi dengan ikhtiar yang tepat, kita dapat mempengaruhi hasilnya.

Dalam konteks ini, Prof. Nasaruddin Umar mengajarkan bahwa setelah kita berusaha dan berikhtiar, jika musibah tetap menghampiri, kita sebagai individu harus menerima takdir tersebut. Ini menjadi ujian iman dan kesabaran kita. 

Namun, untuk menjaga agar takdir yang dihadapi tidak terlalu bersifat negatif, Prof. Nasaruddin Umar memberikan solusi bijak. Ikhtiar tidak hanya sebatas usaha fisik semata, tetapi juga melibatkan doa. Menurut Anre Gurutta, usaha tanpa doa bukanlah usaha yang profesional, begitu juga dengan berdoa tanpa berusaha. Kedua elemen ini harus saling melengkapi.

“Berusahalah secara profesional, maka Allah akan memperlihatkan hasil karyanya,” tegas Prof. Nasaruddin Umar. Pesan ini mencerminkan harmoni antara usaha dan doa dalam menjalani takdir. 

“Jika kita hanya melakukan sesuatu secara sembrono maka jangan harap kalian akan mendapatkan hasil yang tidak maksimal,” lanjut Anre Gurutta. 

Oleh karena itu, ketelitian dan kesungguhan dalam ikhtiar sangat ditekankan.

Dengan demikian, perspektif Prof. Nasaruddin Umar mengenai takdir mengajarkan kita untuk tidak hanya pasrah terhadap takdir, tetapi juga aktif berikhtiar dan berdoa. Dalam keseluruhan, pendekatan ini mengandung kebijaksanaan Islam yang mendalam, menggabungkan kepercayaan pada takdir dengan tanggung jawab pribadi yang aktif.(nm)

Pengumuman


  • Pendaftaran Qurban 1444 H

  • Yuk Bayar Bayar Zakat Fitrah !

  • Twibbon PSB 2023

Pondok Pesantren As’adiyah

JL. Masjid Raya No. 100 Sengkang 90941, Sulawesi Selatan Kab. Wajo, Indonesia

0853 3344 4993

info@asadiyahpusat.org

www.asadiyahpusat.org